Riset Anak Negeri - Dosen IPB : Mikroba Indonesia Jadi Daya Tarik Peneliti Dunia
Prof Dr Yulin Lestari: Mikroba Indonesia Jadi Daya Tarik
Peneliti Dunia |
Halo Sobat Riset !!!,
Salam sejahtera bagi kita semua.
Dilansir ipb.ac.id ̶ Mikroba adalah makhluk tak kasat mata
yang ada dimana-mana, hidup bersama kita dan memiliki kekuatan besar (the power
of unseen) serta berperan penting menjaga kehidupan di alam. Mikroba sudah
menjadi penghuni bumi sejak lebih dari tiga milyar tahun lalu, sebelum
munculnya tumbuhan dan hewan.
Di Indonesia, keragaman mikroba seperti aktinobakteri sangat
tinggi sebagai sumber plasma nutfah yang dapat dieksplorasi potensinya.
“Banyak spesies baru mikroba asli Indonesia yang sudah
dikenal di dunia, misalnya Streptomyces baliensis, Actinokineospora
cibodasensis, A. cianjurensis dan Dietzia timorensis. Nama-nama mikroba
tersebut menunjukkan tempat asalnya dimana mikroba tersebut pertama kali
ditemukan. Jadi Indonesia bisa terkenal melalui penemuan mikroba baru (novel)
dan manfaatnya. Akan tetapi keanekaragaman mikroba di alam masih belum banyak
diketahui, karena hanya sebagian kecil mikroba yang dapat ditumbuhkan di
laboratorium, sebagian besar lagi masih misteri,” terang Guru Besar IPB
University dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof Dr
Yulin Lestari dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar.
Mikroba Indonesia menjadi daya tarik bagi para peneliti
dunia untuk dapat dieksplorasi potensinya. Seiring dengan kemajuan teknik
molekuler, bioteknologi dan bioinformatika maka keanekaragaman dan fungsi
mikroba di alam dapat dikaji lebih komprehensif. Aktinobakteri menjadi fokus
perhatian karena keunggulannya sebagai sumber beragam senyawa berkhasiat.
Indonesia kaya dengan tanaman obat dan ternyata di dalam
tanaman obat tersebut banyak ditemukan mikroba seperti aktinobakteri yang
bermanfaat.
Actinobacteria atau Actinomycetes adalah filum bakteri yang
beranggotakan bakteri Gram positif. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai
fungi karena ada anggotanya yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta
menghasilkan antibiotik.
Baca Juga : Cara Mengatasi Permasalahan Pakan Ternak Bagi Peternak Ayam
Aktinobakteri yang hidup dalam rimpang bangle dapat berperan
sebagai inhibitor lipase pankreas (sebagai pelangsing), aktinobakteri endofit
kulit manggis berpotensi sebagai sumber antioksidan. Brotowali dan tabat barito
ternyata dihuni juga oleh aktinobakteri endofit yang memiliki aktivitas
inhibitor enzim alfa glukosidase (sebagai antidiabetes).
“Senyawa berkhasiat yang dihasilkan Streptomyces lavendulae
mampu mengendalikan bakteri patogen penyebab diare, Escherichia coli
enteropathogenic K1-1 resisten antibiotik b-laktam yang mencemari lingkungan
masyarakat. Formulasi dari invensi ini pada tahun 2018 sudah mendapatkan hak
paten (granted),” terangnya.
Menurutnya, terbuka peluang besar untuk menggunakan mikroba seperti aktinobakteri, sebagai pabrik biologi (biofactory) untuk produksi beragam senyawa berkhasiat di alam. Cara ini relatif jauh lebih cepat, relatif mudah ditumbuhkan, dapat direkayasa untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi, serta tidak tergantung musim.
Selain untuk dunia kesehatan, mikroba juga memiliki manfaat
di dunia pertanian. Atmosfer bumi kita ini didominasi dengan gas Nitrogen (N2)
namun tidak bisa langsung dimanfaatkan tanaman. Gas N2 tersebut harus
dikonversi dulu oleh mikroba sehingga menjadi amonium yang kemudian diserap tanaman
untuk pertumbuhannya. Kemampuan aktinobakteri dalam menambat gas N2 dan
mengkonversinya menjadi ammonium berpotensi untuk mengurangi ketergantungan
pupuk sintetik untuk tanaman padi.
Dosen IPB yang kerap dipanggil zul ini menambahkan“Aktinobakteri
juga dapat menghasilkan IAA, siderofor sebagai pelarut fosfat dan mampu
mengendalikan Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo). Yaitu bakteri patogen yang
banyak menyerang tanaman padi. Formulasi konsorsium aktinobakteri dari genus
Streptomyces spp. sebagai pupuk hayati untuk tanaman padi ini telah didaftarkan
perolehan patennya oleh IPB University,”.
Informasi tentang keberadaan dan peran aktinobakteri di alam
banyak yang masih misteri. Banyak aktinobakteri yang mungkin ada atau hidup di
alam (viable) tetapi belum dapat dikulturkan (unculturable), bahkan mungkin
aktinobakteri tersebut bersifat obligat (tidak dapat dipisahkan) pada tanaman
ataupun organisme lain di lingkungan.
“Interaksi bakteri-tanaman sebagai suatu ‘sistem biologi’
perlu diteliti lagi. Diperlukan pendekatan lintas disiplin ilmu biologi,
mikrobiologi, bioteknologi dengan teknik terkini. Dukungan analisis bigdata
yang tersedia dengan bioinformatika serta memanfaatkan teknologi informasi yang
berkembang dengan pesat saat ini dan masa datang sangat penting dilakukan,” ungkapnya.
Baca Juga :Aplikasi untuk Mengukur Stres dan Depresi Ciptaan Irma Melyani Puspitasari, M.T., PhD
Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai inovasi terbaru dari IPB
tersebut ? Jangan lupa tinggalkan komentar dibawah Sob ! mari berdiskusi !
Terima kasih telah membaca artikel kami, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Sumber :