Riset Anak Negeri - Aplikasi untuk Mengukur Stres dan Depresi Ciptaan Irma Melyani Puspitasari, M.T., PhD
Irma Melyani Puspitasari, M.T., PhD, Dosen Universitas Padjadjaran pencipta aplikasi "De-Stres" |
Halo Sobat Riset !!!,
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Mahasiswa
Merupakan kelompok yang sangat rentan mengalami masalah gangguan mental.
Masalah ini tidak hanya mengganggu prestasi akademik dan masalah ini juga berakibat
pada penurunan kondisi fisik maupun mental yang bahkan bisa berujung bunuh
diri.
Kondisi ini
mendorong Irma Melyani Puspitasari, M.T., PhD, Dosen Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran dan timnya mengembangkan aplikasi yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat stres seseorang dan deteksi dini gangguan jiwa. Aplikasi
dapat digunakan masyarakat untuk mendeteksi stress secara mudah dan efektif.
Irma
mengembangkan aplikasi yang diberi nama “De-Stres” denang dua dosen
lainnya, Ranno K. Sinuraya, M.K.M.,
Apt., (Fakultas Farmasi) dan Witriani, M.Psi., Psikolog, (Fakultas Psikologi).
Aplikasi ini dapat Di unduh di Google Play Store secara gratis.
Cara kerja aplikasi
“De-Stres” ini dengan memonitor tingkat stres seseorang secara berkala. Dengan itu,
pengguna bisa mengetahui kondisi dirinya sedang stress atau tidak secara berkala.
“Kalau stress berkepanjangan
akan dapat menimbulkan depresi,”kata Irma.
Secara teknis,
aplikasi ini berisis kuesioner yang dapat diisi oleh user. Ada dua modul
kuosioner di dalam aplikasi ini yang tersedia. Satu modul untuk mengukur tingkat
Stres, sedangkan satu modul lagi untuk mengukur tingkat depresi.
BACA JUGA : Rancangan Kapal Ambulans & Kapal Rumah Sakit Mahasiswa FTUI, Juarai Lomba Desain Inovasi Kapal Kesehatan
Pengguna akan
disuruh menjawab kuesioner yang diadaptasi dan divalidasi dari instrument Perceived
Stress Scale-10 (PSS-10) untuk modul tingkat stress, serta instrument Beck Depression
Inventory-II untuk modul tingkat depresi. Hasil dari kuesioner tersebut akan
menentukan apakah penggna berada pada kategori stress ringan, sedang, atau
berat.
Aplikasi akan
memberikan hasil kuesioner menggunakan jarum yang menunjuk pada warna tertentu,
yaitu hijau hingga merah. Bila jarum menunjuk ke warna cenderung merah, maka
pengguna dikatergorikan mengalami stress cukup berat.
Jika hasil
menunjukkan kadar stress besar, aplikasi akan memberikan saran bagi pengguna
untuk mengatasi permasalahan mental tersebut. Saran tersebut dimulai dari
dorongan kepada pengguna untuk menceritakan permasalahannya kepada orang yang
dipercaya hingga menyarankan untuk mendatangi professional psikolog atau
psikiater.
Kenyatannya,
banyak mahasiswa ataupun masyarakat yang tidak terdeteksi memiliki gangguan Kesehatan
mental. Hal ini menyebabkan banyak kasus bunuh diri diakibatkan stress yang
berujung pada depresi. Oleh karena itu, aplikasi “De-Stres” dirancang dengan
menggunakan model aplikasi pada telepon seluler agar lebih mudah dan efektif
digunakan untuk pengguna.
“Karena secara
berkala, nanti di aplikasi akan ada fitur History-nya. Idealnya digunakan sebulan
sekali,” kata Irma.
Karena mudah
digunakan dan efektif, aplikasi “De-Stres” ini telah banyak digunakan oleh ribuan
Pengguna.”Aplikasi ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata
Irma.
Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai inovasi terbaru dari UNPAD tersebut ? Jangan lupa tinggalkan komentar dibawah Sob ! mari berdiskusi !
Terima kasih telah membaca artikel kami, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
BACA JUGA : MANFAAT ALANG ALANG UNTUK OBAT LUKA PADA MULUT OLEH MAHASISWA UB
SUMBER :