Advertisement here

Riset Anak Negeri - Dosen FMIPA UI Kembangkan MikoGrow, Digitalisasi Sistem Pantau Budidaya Jamur Tiram

 

MikoGrow, sebuah terobosan dalam pendampingan budidaya jamur.

“Hallo Sobat Riset !!!, Assalamualikum Wr.Wb. Salam sejahtera bagi kita semua”

Jamur tiram merupakan jamur yang tumbuh liar dan aman untuk dimakan. Jamur ini telah menjadi makanan sehari-hari yang cukup populer. Jamur ini pun bisa dibudidayakan untuk dijual maupun sebagai konsumsi sendiri.

Jamur tiram menyediakan serat makanan, beta-glukan, dan bahan-bahan lain yang dapat meningkatkan kesehatan. Mereka memiliki rasa yang lembut dan dapat digunakan untuk menambah rasa ke berbagai hidangan gurih.

Adapun cara budidaya jamur yaitu :

1.        Sebelum menyusun baglog, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog.

2.       Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang tumbuh lebih lebar.

3.       Lakukan penyiraman dengan sprayer.

4.      Tiga kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung.

Setelah sukses memperkenalkan Mikoponik, Akademisi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) Dr. Retno Lestari, M.Si Kembali mengembangkan inovasi terbaru yaitu MikoGrow, sebuah terobosan dalam pendampingan budidaya jamur. MikoGrow ini merupakan system berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memudahkan para petani jamur untuk memantau dari jarak jauh produk budidayanya.

Selain memberikan pendampingan pada proses budidayanya, Dr. Retno dan tim melatih warga untuk melakukan hilirisasi produk olahan jamur. Gagasan ini bermula dari dampak pandemic COVID-19 terhadap menurunnya hasil panen jamur di Desa Bojong Koneng, Sentul.

Dr. Retno dan tim terjun langsung membantu masyarakat di Sentul dalam melakukan pengembangan budidaya jamur tiram (Pleurotus Ostreatus) untuk menggerakkan perekonomian masyarakat setempat. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari program Mikoponik yang merupakan inovasi budidaya jamur dengan pemanfaatan limbah agrikultur sebagai media tanam.

“Saat ini MikoGrow sedang dalam tahap pengembangan, dan akan disosialisasikan kepada masyarakat setempat. Kami berharap, dengan menghadirkan MikoGrow, warga di Desa Bojong Koneng akan terbiasa menggunakan aplikasi teknologi dan berdampak positif terhadap produktivitas budidaya jamur yang dilakukan.” Ujar Dr. Retno.

Selain mendukung budidaya jamur, tim pengabdian masyarakat (pengmas) FMIPA UI juga mengajak warga setempat untuk membuat aneka olahan jamur yang siap konsumsi untuk menambah nilai jual. Sebagai bentuk keberlanjutan program, Dr, Retno dan tim juga telah memperkenalkan Rumah jamur Mikoponik. Rumah ini memiliki kapasitas tamping hingga 10.000 baglog, yang dapat menghasilkan 2-3 kg jamur per baglog.

Tim pengmas FMIPA UI tidak menyurutkan semangat meskipun di tengah situasi pandemic COVID-19. Program pengmas yang dijalankan Dr. Retno dan tim memperoleh dukungan hibah dari Program Pengmas Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) yang didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi – Badan Riset dan Inovasi Nasional.

BACA JUGA : Mahasiswa ITS Memanfaatkan Kulit Mangga, Raih Emas di Korea

Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai inovasi terbaru dari UI tersebut ? Jangan lupa tinggalkan komentar dibawah Sob ! mari berdiskusi !

“Terima kasih telah membaca artikel kami, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.”

sumber : 

https://www.merdeka.com/sumut/cara-budidaya-jamur-tiram-untuk-pemula-mudah-dipraktikkan-sendiri-kln.html

www.ui.ac.id/dosen-fmipa-ui-kembangkan-mikogrow-digitalisasi-sistem-pantau-budidaya-jamur-tiram/


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Advertisement here
Advertisement here
Advertisement here
Advertisement here