Riset Anak Negeri - Rancangan Kapal Ambulans & Kapal Rumah Sakit Mahasiswa FTUI, Juarai Lomba Desain Inovasi Kapal Kesehatan
Ilustrasi foto by unsplash.com/ali-yahya |
Halo Sobat Riset !!!, Assalamu'alaikum Wr.Wb. Salam
sejahtera bagi kita semua.
Keterjangkauan pelayanan kesehatan puskesmas dan jaringannya
di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan masih rendah meskipun pemerintah
telah berupaya melakukan pemenuhan sarana dan prasarana.
Faktor pelayanan masih perlu pembenahan sumber daya
puskesmas, terutama tentang keseimbangan masa kerja, beban kerja dan reward
bagi tenaga kesehatan PNS dan PTT. Ketersediaan alat kesehatan, bahan habis
pakai, dan obat perlu ditambah dan disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing
puskesmas.
Alat transportasi harus dipenuhi untuk mengefektifkan
keterjangkauan puskesmas ke masyarakat. Masalah kesehatan yang membutuhkan
penanganan darurat banyak dijumpai misalnya kecelakaan dan persalinan, di sisi
lain peralatan gawat darurat dan ketrampilan petugas masih kurang.
Enam mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI)
yang tergabung dalam dua tim di bawah bimbingan dosen FTUI, Achmad Riadi, ST.,
M.Eng., Ph.D., merancang Kapal Ambulans Autonomous dan Kapal Rumah Sakit
sebagai kapal medis transportasi jalur laut untuk penanganan pasien di daerah
3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal).
Rancangan kapal medis tersebut berhasil meraih Juara 1 dan 2 pada ajang Lomba Desain Inovasi Kapal Kesehatan sebagai rangkaian dari Kompetisi Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2020 yang diadakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), pada 5 – 7 November 2020.
Penghargaan Juara Pertama diraih oleh Tim Flying Dutchman
yang terdiri dari Fadhil Nurrohman, Zahra Syahrika, dan Satria Bagas, mahasiswa
Program Studi Teknik Perkapalan 2017, dengan rancangan Kapal Ambulans
Autonomous bernama WARAS-19 (Water Ambulance Renewable Energy with Autonomous
System). Kapal ini merupakan transportasi jalur laut untuk penanganan dan
pemindahan pasien COVID-19 dari pulau yang fasilitas kesehatannya yang kurang
memadai, ke pulau yang memiliki fasilitas kesehatan memadai.
desain kapal ambulans waras-19 UI |
“Desain kapal ambulans ini memanfaatkan beberapa inovasi
untuk memaksimalkan kinerja, seperti sistem propulsi yang menggunakan motor
elektrik dan berbahan bakar hidrogen, autonomous partial, solar panel sebagai
sumber tenaga beberapa in
stalasi pada kapal, dan ramp untuk proses beaching
jika kapal diharuskan merapat pada area yang tidak dilengkapi dermaga. Untuk
keamanan, kapal dibagi menjadi dua bagian yaitu green zone (daerah steril)
untuk tenaga medis dan red zone (daerah pasien),” ujar Fadhil menjelaskan
tentang rancangan kapal WARAS-19.
Berikutnya, Tim Navire Medical yang terdiri dari Arief Kurniawan, Aisyah Aulia, dan Iko Septiyahardi, mahasiswa Program Studi Teknik Perkapalan FTUI 2018, meraih Juara Kedua dengan desain Kapal Rumah Sakit yang diberi nama MAKARA-19.
desain kapal RS markara -19 UI |
Kapal ini didesain untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit
terapung dalam penanganan COVID-19 pada daerah 3T, serta untuk menangani
bencana maupun penyaluran bantuan kemanusiaan lainnya. Uniknya kapal ini juga
didesain untuk dapat diakses berbagai kendaraan medis lainnya seperti mobil
ambulans, kapal ambulans dan helikopter.
“Kapal rumah sakit didesain dengan panjang 130 meter, lebar
22.5 m dan tinggi sarat air 7 meter. Dilengkapi dengan 72 ruang isolasi, 8
kamar ICU, 3 ruang operasi dan pelayanan umum seperti apotek dan laboratorium,
serta UGD khusus COVID-19 dan UGD umum, serta robot patient service untuk
mengantar logistik kebutuhan pasien dalam ruang isolasi.
Untuk sistem kelistrikan, kapal ini menggunakan mesin diesel
dan dibantu dengan panel surya dan turbin angin yang dapat menghasilkan daya
hingga 200 kw setiap harinya yang secara ideal dapat menghemat biaya bahan
bakar kelistrikan sebesar 27%,” kata Arief menguraikan tentang desain kapal
MAKARA-19.
Sistem kemudi kedua kapal ini dirancang menggunakan kemudi otomatis tahap 2 menurut IMO (International Maritime Organization), sehingga kapal dapat bergerak secara otomatis dengan pantauan kru kapal di dalamnya, tim juga menggunakan algoritma machine learning dalam pengambilan keputusan ketika kapal berlayar berdasarkan data yang didapatkan dari sensor radar, lidar, gps, sonar, anemometer, dan lainnya.
Dosen pembimbing tim tersebut, Achmad Riadi, menuturkan,
“Kedua kapal didesain dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) untuk
meminimalisir kontak fisik antara tim medis dan pasien tanpa mengurangi
pelayanan kesehatan, seperti smart door, patient monitoring system, dan smart
light room. IoT juga dimanfaatkan untuk memantau keadaan pasien yang
dihubungkan dengan aplikasi di gawai pintar para tenaga medis.
Kedua kapal juga dilengkapi dengan sistem tata udara yang
baik untuk menghindari penyebaran virus melalui udara, serta peralatan medis
standar untuk ambulans dan unit stretcher ambulans otomatis. Saat ini, kami
sedang menjajaki peluang untuk memproduksi Kapal Ambulans dengan berkolaborasi
bersama rekan di Fakultas Kedokteran UI.”
belakang kapal RS markara -19 UI |
Akses kesehatan yang terbatas serta minimnya fasilitas medis yang dapat menjangkau daerah-daerah di Indonesia, menjadi tantangan tersendiri dalam penanganan pandemi COVID-19. Melalui rancangan karya mahasiswa UI ini, diharapkan turut membuka peluang dan memberikan solusi atas penanganan pasien COVID-19 di daerah 3T Indonesia.
Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai inovasi terbaru dari UI
tersebut ? Jangan lupa tinggalkan komentar dibawah Sob ! mari berdiskusi !
Terima kasih telah membaca artikel kami, Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Sumber :
Suharmiati, Handayani L, Kristiana L. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETERJANGKAUAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DAERAH TERPENCIL PERBATASAN DI KABUPATEN SAMBAS (Studi Kasus di Puskesmas Sajingan Besar). Bul Penelit Sist Kesehat. 2013;15(3):223-231. doi:10.22435/bpsk.v15i3Jul.2996