Advertisement here

Rumput Unggul Hasil Radiasi Sinar Gamma, Dikembangkan Oleh Faperta UGM

 

Rumput unggul hasil radiasi sinar gamma

“Hallo Sobat Riset !!!, Assalamualikum Wr.Wb. Salam sejahtera bagi kita semua”
Hasil identifikasi masalah yang dihadapi oleh para peternak kambing anggota dari forum silaturahmi peternak kambing di Sumatera Barat meliputi beberapa hal, seperti; bibit, pakan, pasar produk dan dukungan dari kebijakan.

Sedangkan penyediaan pakan konsentrat memusat pada upaya pengenalan teknologi pakan. Kontribusi para ahli dari lembaga kajian dan akademisi, mendesak dilakukan. Uniknya, persoalan pakan menjadi esensil dalam pengembangan semua ternak, termasuk kambing.

Oleh karena, pakan selain menjadi beban biaya paling tinggi, juga tidak bisa ditunda tunda. Tanpa pakan yang cukup, rasional biayanya dan bisa tersedia terus menerus, usaha ternak tidak bakal menghasilkan sesuai target.

Rumput Gajah merupakan tanaman rumput-rumputan yang berperan dalam pengawetan tanah dan air, dapat berfungsi ganda yaitu berkemampuan untuk membantu mencegah berlangsungnya erosi dan dapat pula bermanfaat bagi hijauan makanan ternak.

Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara monokultur ataupun interkultur dengan tanaman tahunan sehingga dapat diperoleh manfaat secara maksimal. Pertumbuhannya yang relatif cepat dalam waktu yang pendek serta peranan daun-daun dan perakarannya terhadap erosi, maka pembudidayaan rumput gajah dapat menjadi pilihan yang bijaksana dan menguntungkan.

Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.

Seperti yang dilansir laman ugm.ac.id, Fakultas Peternakan UGM mengembangkan rumput Gama Umami, yaitu mutasi rumput gajah yang telah diradiasi sinar gamma sehingga menghasilkan rumput yang lebih unggul dibandingkan dengan tetuanya.

Sinar gama (sering kali dinotasikan dengan huruf Yunani gama, γ) adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron.

Sinar gama membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi. Mereka sering kali didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm. Sinar gama merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi; mereka lebih menembus dari radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi elektromagnetik), tetapi kurang mengionisasi.

Rumput gajah dipilih karena merupakan jenis yang unggul, disukai ternak ruminansia, dan sangat cocok dikembangkan di Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis.

BACA JUGA : Mengungkap Bagaimana Bumi Mendapatkan Oksigen Oleh Para Ilmuwan

Ir. Nafiatul Umami, Spt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dosen Fapet UGM sekaligus ketua peneliti rumput Gama Umami, menerangkan bahwa hasil produksi rumput Gama Umami lebih tinggi dibandingkan rumput gajah lokal dan dapat dipanen hingga 6 kali dalam setahun.

“Mutasi dengan radiasi sinar gamma dapat memengaruhi morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman, sehingga menghasilkan tanaman yang lebih unggul. Aplikasi radiasi sinar gamma digunakan pada organ vegetatif, bunga, dan biji tanaman rumput gajah,” paparnya.

ia juga menerangkan, rumput gajah yang mengalami penyinaran radiasi Gamma selanjutnya diseleksi, dan didapatkan rumput Gama Umami dari penyinaran 100 Gray. Radiasi sinar gamma sendiri diketahui tidak meninggalkan residu radioaktif dalam meterial yang diradiasi.

Dalam penelitian yang dilakukan antara Fakultas Peternakan UGM bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR), diketahui bahwa hasil radiasi memengaruhi bulu pada tanaman rumput gajah Gama Umami yang lebih sedikit, yang sangat berpengaruh terhadap palatabilitas atau kemampuan mengecap makanan pada ternak ruminansia.

Hasil pertumbuhan vegetatif dan morfologi rumput gajah Gama Umami lebih baik dibandingkan dengan tetuanya karena sinar gamma didasarkan pada interaksi dengan atom atau molekul dalam sel, terutama air, untuk menghasilkan radikal bebas.

Nafiatul menambahi“Radikal bebas tersebut dapat merusak atau memodifikasi komponen penting dari sel tumbuhan, misalnya dapat memengaruhi morfologi, anatomi, biokimia, dan fisiologi tanaman yang dapat menghasilkan tanaman yang lebih baik dan unggul,”.

Pada proses pengujian dari hasil pemuliaan radasi sinar gamma, tanaman rumput gajah Gama Umami dilaporkan memiliki hasil  pertumbuhan vegetatif dengan tinggi tanaman yaitu antara 3,4-3,7 m, panjang tanaman 3,7-3,8 m, panjang daun 1,1-1,3 m, panjang ruas 12-15,3 cm, diameter batang 2,2 cm, dan jumah tunas sebanyak 41-50.

Pengujian juga dilakukan dengan melihat produksi biomassa dan komposisi kimia dari rumput Gama Umami, yang menunjukkan bahwa rumput Gama Umami sangat baik jika diberikan ke ternak ruminansia dilihat dari produksi yang tinggi dan kandungan kimia yang baik.

Rumput ini telah dikenalkan dan dikembangkan oleh peternak, terutama di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Pengembangan rumput Gama Umami di lahan memberi hasil yang memuaskan, ungkap Cahyo Kurmai, peternak dari Banyumas.

“Gama Umami memiliki daun lebih hijau dibandingkan dengan rumput lainnya. Selain itu, tidak ada bulu halus bahkan jika kita tidur di atas daun tersebut tidak akan merasa gatal dibandingkan jika kita tidur di atas daun rumput gajah,” jelasnya.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng., yang juga turut meneliti rumput Gama Umami, mengatakan bahwa selain digunakan sebagai pakan ternak, rumput ini juga diuji dan diproses menjadi biofuel.

“Kandungan serat pada batang rumput Gama Umami merupakan salah satu bahan penghasil etanol yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif dan berpotensi dalam memasok bahan bakar cair, padat, dan gas untuk penggantian bahan bakar fosil. Namun, masih dibutuhkan pengujian lebih lanjut sehingga nantinya dapat dikembangkan di Indonesia,” tutur Ali.

Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai inovasi terbaru dari UGM tersebut ? Jangan lupa tinggalkan komentar dibawah Sob ! mari berdiskusi !

“Terima kasih telah membaca artikel kami, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.”

Sumber :

ugm.ac.id

distan.bulelengkab.go.id

id.wikipedia.org

[1]

F. T. I. d. F. Madarisa2*, "Identifikasi Permasalahan yang Dihadapi oleh Anggota Forum Silaturahmi Peternak Kambing di Sumatera Barat," Jurnal Peternakan Indonesia, vol. 20 (3), no. 186, 187, pp. 181-192, 2018.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Advertisement here
Advertisement here
Advertisement here
Advertisement here